Diposkan pada Untuk Bunayya

Mengapa Namamu Cagar Bunayya?

A good name is more valuable than a great wealth

(Cervantes, Don Quixote)

Anakku tersayang, bagaimana kabarmu? Semoga Allah SWT senantiasa melindungimu, selalu.

Sejak tanda pertama darimu, Abah telah memikirkan dan memilihkan nama untukmu. Maksud Abah, tak hanya memikirkan, tapi betul-betul, sangat-sangat, sungguh-sungguh…  memikirkan dengan baik. Kenapa?

Karena entah kebetulan atau tidak, di tahun 2015 ini, tahun kelahiranmu, masalah pemberian “nama” (untuk orang) sempat menjadi perbincangan nasional, bahkan mungkin menjadi salah satu topik terpanas Indonesia di tahun 2015.

Ada orang tua yang memberi nama anaknya dengan nama yang bagi masyarakat awam kurang lazim, sebut saja tiga bersaudara Rudi A Good Boy, Happy New Year dan Andy Go To School, juga nama terpendek “.” (Titik) hingga yang terpanjang Aiwinur Siti Diah Ayu Mega Ningrum Dwi Pangestuti Lestasi Endang Pamikasih Sri Kumala Sari Dewi Puspita Anggraini lalu ada Honda Suzuki Impalawati, Anti Dandruf, Ksatria Baja Hitam, Minal Aidin Wal Faizin, Uoaievantz Sfydz David Junior, Selamet Dunia Akhirat, hingga Saiton dan Tuhan (Wikipedia).

Anakku, setiap orang tua pasti memiliki berbagai pertimbangan dan alasan dibalik pemilihan nama untuk anaknya. Orang tua dari nama-nama di atas pun begitu, meskipun bagi sebagian masyarakat Indonesia, pertimbangan dan alasannya tidak selalu mudah untuk dipahami.

Jadi, di bawah ini beberapa alasan dan pertimbangan Abah, saat memutuskan untuk memberimu nama… Cagar Bunayya.

A. Tentang nama belakangmu, Bunayya, ada tiga alasan:

Pertama: Nasehat untukmu.

Anakku, bagi semua orang tua di dunia ini, tidak ada keinginan dan harapan lain selain agar anaknya bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Agar dapat menjalani kehidupan ini dengan baik, Abah merasa, kita semua butuh panduan, butuh pegangan hidup. Dan menurut Abah, panduan dan pegangan terbaik adalah nasehat yang baik. Dan tidak ada nasehat orang tua yang lebih baik daripada nasehat seorang ayah bernama Luqman, untuk anaknya.

Bacalah, anakku, surat Luqman ayat 12 hingga 19, dan berusahalah mengamalkannya.

sourate-luqman

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(12)

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai Bunayya, anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(13)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(14)

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(15)

(Luqman berkata): “Hai Bunayya, anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(16)

Hai Bunayya, anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).(17)

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.(18)

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (19)

Kedua: Nasehat untuk Abah dan Ummi

Anakku, ketika Abah dan Ummi berharap agar nasehat Luqman itu menjadi nasehat untukmu, maka nasehat yang sama juga berlaku untuk Abah dan Ummi. Bagaimana mungkin orang tua menyuruh anaknya berbuat kebaikan sementara orang tuanya tidak?

Abah dan Ummi pun masih dan selalu butuh nasehat.

Bantu kami untuk senantiasa bersyukur, tidak menyekutukan Allah SWT, berbakti kepada Nek Eli, Nek Kesi, Aki dan Kek Ijal, tidak meremehkan hal-hal kecil baik itu kebaikan maupun keburukan, melaksanakan sholat, menyuruh kepada hal-hal baik dan mencegah hal-hal buruk, bersabar, menjauhi sombong, angkuh dan membanggakan diri, serta menjalani kehidupan dengan bersahaja dan melembutkan lisan kami.

Jika kelak Abah dan Ummi khilaf, maka ingatkanlah kami tentang pesan kebaikan Luqman ya, nak.

Ketiga: Pengingat untuk kita bertiga

Anakku, dalam bahasa Arab, bahasa Islam, Bunayya berarti Anakku, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an. Dan sebagaimana jawaban teman Abah, Om Musa yang berasal dari Sudan, saat Abah tanya tentang “Bunayya” dan “tercantum” dalam Whatsapp πŸ™‚

Screenshot_2015-10-15-22-25-14Screenshot_2015-10-15-22-25-43Jadi, kamu adalah anakku, anak Abah, hanya anak Abah. Bukan anak yang lain. Karena Bunayya artinya adalah Anakku.

Lho, apakah kalau begitu berarti kamu bukan anak Ummi?

Tentu tidak anakku, karena Bunayya juga berarti Abah dan Ummi.

Koq bisa?

Karena Bunayya adalah gabungan dari nama kami berdua: Bunga dan Yandi.

Bunga + Yandi = Bunayya

Agak maksa sih ya? hehehe…Tapi begitulah filosofinya. Selain berarti Anakku, Bunayya juga berarti Anak kami, anak Bunga dan Yandi, anak Abah dan Ummi.

(Abah sempat ingin menggunakan Bunayyan, seperti info dari Om Musa, tetapi pesan Luqman lebih kita butuhkan dibanding bangunan atau gedung πŸ™‚ )

B. Tentang nama depanmu, Cagar.

Tentang nama depanmu, Abah hanya ingin mencari nama depan yang cocok dengan nama belakangnya, simple, berbahasa Indonesia, dan…unik.

Singkat saja, pada suatu waktu di bulan-bulan pencarian namamu, Abah tiba-tiba terpaku saat mendengar seseorang di televisi bercerita tentang Cagar Budaya. Ya, saat itulah Abah yakin dan mantap memutuskan memilih Cagar sebagai nama depanmu.

Cocok dengan nama belakangmu, simple, berbahasa Indonesia, dan…unik.

Apa artinya? Yang dilindungi.

Anakku, meminta perlindungan itu penting. Teladan kita, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu memohon perlindungan. Dari apa? Dari setan yang terkutuk, dari siksa kubur, dari siksa api neraka, dari bahaya dan musibah, dari kotoran, dari rasa malas, dari kegelisahan, dari jeratan hutang, dari penyakit, dari orang yang jahat, dari pemimpin yang zalim, dari semua hal yang buruk bagi kita melalui do’a dan dzikir yang kita baca mulai dari bangun tidur, mau masuk kamar mandi, habis dari kamar mandi, mau sholat, mau baca Al-Quran, mau makan dan minum, mau memakai pakaian, mau keluar rumah, mau naik kendaraan, mau bekerja, mau belajar, mau apapun hingga kita tidur kembali, kita selalu diajarkan untuk meminta perlindungan.

Meminta perlindungan kepada siapa? tentu saja kepada Yang Maha Melindungi, Tuhan Sang Maha Pelindung, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Itu beberapa alasan dan pertimbangan Abah. Saat Abah usulkan, Ummi sangat setuju.

Jadi, mengapa namamu Cagar Bunayya?

Karena doa dan harapan kami agar engkau menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya dengan panduan dan nasehat terbaik, dan agar engkau selalu dilindungi oleh Allah SWT.

Singkatnya, engkau adalah Cagar Bunayya….Anakku (kami) yang Dilindungi.

Penulis:

Alumnus Kimia Unpad. Alumnus Ilmu Pangan IPB. Mantan Buruh. Pecinta Buku dan Perpustakaan. Sedang Menulis Buku Pertamanya. Suami 1 Istri. Ayah 1 Anak. Kesayangan Mamah dan Bapa. Muslim. Indonesia. Kontak: yandi.andiyana@yandex.com

2 tanggapan untuk “Mengapa Namamu Cagar Bunayya?

  1. Mantab yandi!!! InsyaAllah nama nya akan menjadi doa buat cagar semasa hidupnya. Aamiin yaa rabbal’aalamin.

    Btw, lagi nulis buku pertama nya. Buku ttg apa tuuuh??? #kepo πŸ™‚
    Sukses deh…

    1. Aamiin, makasi doanya untuk Cagar ya, Tante Bubu… eh, bener ga ya Tante Bubu? Hehe..
      Iya nih, buku tentang marshmallow, self-control dan ghaddul bashor πŸ™‚ Tante Bubu berminat jadi reviewer? atau mau bantu menerbitkan? Asiikkk…:D

Tinggalkan komentar